Perubahan iklim berdampak pada kesehatan reproduksi: Pakar Indonesia
Liga335 – Perubahan iklim berdampak pada kesehatan reproduksi: Dokter spesialis Indonesia
Degradasi lingkungan dan perubahan iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat berdampak buruk pada kesehatan reproduksi baik pada populasi pria maupun wanita, demikian disampaikan oleh Ema Sismadi, seorang bidan di Institut Kesehatan Budi Kemuliaan, dalam sebuah diskusi pada hari Sabtu. “Dampak dari cuaca ekstrem, bencana alam, epidemi, erosi infrastruktur, kerawanan pangan, dan kekeringan meningkatkan kejadian infeksi dan masalah kesuburan,” katanya. Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu bumi mempengaruhi tingkat kesuburan, dengan mengatakan bahwa peningkatan suhu satu derajat dapat mempengaruhi kesuburan sel telur dan gamet yang diproduksi oleh organ reproduksi manusia.
“Bahkan, sebuah penelitian menemukan adanya wabah di Jepang yang disebabkan oleh limbah pabrik industri yang terkontaminasi logam kadmium. Kontaminasi tersebut ditengarai menyebabkan gangguan kesehatan pada remaja dan ibu hamil,” kata Sismadi. Masalah kesehatan reproduksi dapat muncul baik secara langsung maupun tidak langsung dari dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
Lingkungan yang tidak sehat berkontribusi pada tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, menimbulkan masalah kesehatan mental, dan menghambat akses terhadap layanan kesehatan, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan reproduksi dan tingkat kesuburan.”Bencana, kesulitan akses, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya akibat perubahan iklim dapat meningkatkan risiko tertular IMS (infeksi menular seksual), di samping kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi,” kata Sismadi. Ia menekankan bahwa perubahan iklim merupakan tantangan serius yang membutuhkan tindakan antisipatif dalam skala global.
Pendidikan lingkungan juga penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong “Generasi muda harus dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan yang proaktif dalam menjaga lingkungan. Kemudian, kita juga bisa melakukan upaya kolektif, misalnya di sekolah,” tambahnya.