Pencegahan dan pengendalian infeksi: Kemajuan yang berani dari Indonesia

Pencegahan dan pengendalian infeksi: Kemajuan yang berani dari Indonesia

Pencegahan dan pengendalian infeksi: Kemajuan yang berani dari Indonesia

Taruhan bola – Sebuah penilaian terhadap pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di rumah sakit di Indonesia yang dilakukan pada tanggal 18 November hingga 11 Desember 2024, mengukuhkan kemajuan yang signifikan dalam memperkuat keselamatan pasien dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Evaluasi yang dipimpin oleh Direktorat Bina Mutu Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dengan dukungan dari WHO, menemukan bahwa 80% rumah sakit yang dinilai mencapai kinerja yang baik dalam setidaknya lima dari delapan komponen inti IPC.
IPC adalah pendekatan praktis berbasis bukti untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dari infeksi yang dapat dihindari.

Infeksi ini dapat menyebabkan pasien dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama, kecacatan jangka panjang, peningkatan resistensi antimikroba, beban keuangan tambahan bagi pasien, keluarga dan sistem kesehatan, dan kematian yang dapat dihindari.
Secara global, dari setiap 100 pasien di rumah sakit perawatan akut, tujuh pasien di negara berpenghasilan tinggi dan 15 pasien di negara berpenghasilan rendah dan menengah akan mendapatkan setidaknya satu infeksi terkait layanan kesehatan (HAI) selama rawat inap di rumah sakit. Rata-rata, 1 dari setiap 10 pasien yang terkena dampak akan meninggal akibat HAI.

Di Indonesia, peningkatan keselamatan pasien – termasuk IPC – merupakan prioritas utama, yang tercermin dalam Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, serta upaya untuk mencapai cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC). Implementasi IPC diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017, yang menetapkan standar inti untuk praktik IPC di rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya.

Secara nasional, IPC merupakan komponen utama dari akreditasi rumah sakit.
Seorang petugas kesehatan melakukan analisis di laboratorium rumah sakit. Memperkuat akses ke layanan laboratorium dan mikrobiologi merupakan komponen kunci dari upaya IPC di negara ini.

(WHO/Arimacs Wilander)
Evaluasi Kementerian Kesehatan dan WHO didasarkan pada Kerangka Penilaian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi WHO. Ditemukan bahwa delapan dari 10 rumah sakit mendapat nilai “Advanced”, sementara dua rumah sakit masuk dalam kategori “Intermediate” karena adanya keterbatasan dalam hal asih terdapat kesenjangan dalam pengawasan, pengelolaan antimikroba dan dukungan kepemimpinan. Tidak ada rumah sakit yang diklasifikasikan sebagai “Dasar” atau “Tidak Memadai”, yang menandakan kemajuan positif secara keseluruhan.

Namun, rumah sakit di pusat kota dan rumah sakit di bawah manajemen swasta atau militer menunjukkan kinerja IPC yang lebih kuat, diuntungkan oleh pendanaan yang lebih baik dan komitmen kelembagaan yang lebih kuat. Rumah sakit di daerah pedesaan, terutama di daerah tertinggal, perbatasan dan terpencil, ternyata menghadapi tantangan yang signifikan karena keterbatasan sumber daya dan tenaga terlatih.
“Indonesia telah membuat langkah besar dalam pencegahan infeksi, tetapi rumah sakit membutuhkan lebih banyak dukungan, terutama rumah sakit umum,” kata Dr Irna Lidiawati, MARS, Ketua Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan untuk Rumah Sakit dan Unit Perawatan Primer, Kementerian Kesehatan.

“Memperkuat pengawasan dan meningkatkan akses terhadap layanan mikrobiologi akan menjadi prioritas utama,” ujarnya, seraya menekankan perlunya investasi yang berkelanjutan.
Inisiatif pemantauan dan evaluasi termasuk penilaian mandiri, penilaian lokasi v dan wawancara dengan pimpinan rumah sakit dan staf garis depan. Rekomendasi utamanya adalah memperluas pengawasan HAIs dan memastikan bahwa semua rumah sakit, terutama rumah sakit umum, memiliki akses ke layanan mikrobiologi.

Laporan ini juga menyerukan peningkatan pelatihan IPC, peningkatan keterlibatan kepemimpinan dan integrasi yang lebih kuat dari kepatuhan IPC ke dalam proses akreditasi rumah sakit. Hal ini akan meningkatkan kinerja rumah sakit secara keseluruhan dan memperkuat komitmen Indonesia terhadap keamanan kesehatan global.
“Pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting untuk sistem kesehatan yang tangguh, dan merupakan jantung dari keselamatan pasien,” kata Prof.

Roderick Salenga, Ketua Tim WHO Indonesia untuk Sistem Kesehatan. “Kemajuan Indonesia patut dipuji, tetapi upaya berkelanjutan diperlukan agar setiap rumah sakit, di mana pun lokasinya, dapat menerapkan langkah-langkah IPC yang efektif, untuk hasil yang optimal bagi pasien. WHO tetap berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam upaya ini.”

Penilaian ini menandai langkah maju yang signifikan dalam memperkuat IPC di Indonesia. Tahap selanjutnya – menyelesaikan laporan dan mengintegrasikan temuan ke dalam kebijakan IPC nasional – akan membangun momentum ini, untuk memastikan lingkungan perawatan kesehatan yang lebih aman bagi semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *