ITS Dukung Pemberdayaan Perempuan di Bidang Sains untuk Kebijakan di Indonesia

ITS Dukung Pemberdayaan Perempuan di Bidang Sains untuk Kebijakan di Indonesia

ITS Dukung Pemberdayaan Perempuan di Bidang Sains untuk Kebijakan di Indonesia

Liga335 daftar – Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat komitmennya dalam mendukung kemajuan bangsa melalui pemberdayaan perempuan di bidang sains sebagai dasar dalam menghasilkan sebuah kebijakan. Kali ini, bersama Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter, ITS mengundang para pakar untuk berdiskusi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Diktisaintek) Republik Indonesia Prof. Melalui workshop bertajuk Empowering Indonesian Women in Science for Policy yang berlangsung di Aula Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS di Gedung Research Center ITS ini, Stella menekankan hubungan yang sangat penting antara sains dan kebijakan.

Hal ini merujuk pada proses pembuatan dan pengambilan kebijakan atau keputusan yang harus mempertimbangkan nilai-nilai keilmuan. “Kebijakan yang diambil harus dibangun melalui kumpulan data yang riil dan pengukuran yang kuantitatif,” tegasnya. S tella menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dalam pembuatan kebijakan bukanlah alat, melainkan metode sistematis untuk membandingkan data secara empiris.

Karena berdasarkan pengalaman yang terekam dalam setiap data ilmiah, dapat membantu proses pengambilan kebijakan menjadi lebih cepat. “Selain itu, ilmu pengetahuan tentunya dapat membantu hadirnya kebijakan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar wanita asal Medan ini. Tentunya, lanjut Stella, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI sangat mendukung hadirnya kebijakan-kebijakan yang berlandaskan pada nilai-nilai keilmuan.

Stella mengungkapkan, salah satu upaya yang tengah dilakukan Kemdiktisaintek untuk mewujudkan komitmen tersebut adalah dengan mengembangkan portal data ilmuwan Indonesia. “Melalui kumpulan data ini, para pemangku kebijakan dari pemerintah hingga industri dapat lebih dekat dengan para ahli di bidang yang dibutuhkan,” ujarnya. Melanjutkan pemaparan Stella, Presiden OWSD Indonesia National Chapter Sri Fatmawati SSi MSc PhD juga menyampaikan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan juga didukung oleh kebijakan-kebijakan yang ada.

Perempuan yang akrab disapa Fatma ini meyakini bahwa peran perempuan sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika hubungan sains dan kebijakan di Indonesia. Dosen Departemen Kimia ITS ini juga meyakini bahwa pengalaman hidup dan sosial budaya yang dibawa oleh perempuan Indonesia dapat memperkaya pemahaman dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Baik permasalahan struktural maupun kultural yang ada dalam ekosistem sains dan kebijakan di Indonesia.

“Harapannya, perempuan dapat membawa perubahan sains dan kebijakan di Indonesia menjadi lebih baik di masa depan,” ujar salah satu peneliti perempuan terbaik di Indonesia ini. Fatma juga menekankan bahwa perlu adanya dukungan nyata bagi perempuan Indonesia seperti kesempatan penelitian dan pengembangan diri. Dengan tercapainya hal tersebut akan tercipta perempuan-perempuan yang mampu menjembatani ilmu pengetahuan dengan kemanusiaan, inovasi, dan nilai-nilai sosial.

Sehingga ilmu pengetahuan yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan dapat dihasilkan. Mendukung engan mengangkat tema “Pemberdayaan Perempuan dalam Ilmu Pengetahuan untuk Kebijakan di Indonesia”, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Nurul Widiastuti SSi MSi PhD menyambut baik kegiatan ini. Nurul menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen ITS sebagai perguruan tinggi berbasis teknologi yang mendukung inklusivitas dalam ilmu pengetahuan.

“Organisasi seperti OWSD ini penting untuk mendorong partisipasi ilmuwan perempuan di bidang sains,” tegasnya. Lokakarya ini juga menghadirkan tiga orang pakar sebagai pembicara. Di antaranya Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Iptek, Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.

Yudi Darma, MSi, yang memberikan materi terkait pendekatan kolaboratif dalam kebijakan sains yang inklusif. Selain itu, Visiting Senior Fellow ISEAS-Yusof Ishak Institute Dr Yanuar Nugroho yang menyampaikan materi tentang science for policy dan komunikasi sains yang efektif. Serta anggota European Parl Markus Prutsch dengan materi pengalaman Eropa dalam mekanisme konsultasi sains Uni Eropa dan keterlibatan perempuan.

Melalui kegiatan ini, ITS dan OWSD Indonesia National Chapter berhasil menghadirkan ruang diskusi yang terbuka antara pengetahuan akademis dengan kebutuhan riil masyarakat. Di sisi lain, diharapkan peran perempuan dalam sains dapat menghadirkan kebijakan yang cermat, adil, inklusif, berbasis data, dan bermanfaat bagi bangsa. Selain itu, acara ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin 5 tentang Kesetaraan Gender.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *