SURABAYA, JAWA TIMUR (cvtogel) — Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Dua tim riset dari Fakultas Kesehatan UMSurabaya berhasil lolos seleksi ketat dan dipastikan akan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi SIGMA Asia 2025 di [Simulasi: Kuala Lumpur, Malaysia], sebuah forum inovasi dan teknologi terbesar di Asia.
Keberhasilan ini mengukuhkan komitmen UMSurabaya dalam menghasilkan solusi inovatif yang dapat menjawab tantangan kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia.
I. Detail Dua Karya Unggulan yang Siap Tampil
Dua inovasi yang lolos seleksi tersebut berfokus pada efisiensi layanan kesehatan dan deteksi dini penyakit:
1. Smart Monitoring System Pasca-Stroke (S-MoS)
Fokus: Sebuah sistem pemantauan jarak jauh berbasis Internet of Things (IoT) yang dirancang untuk pasien pasca-stroke yang menjalani pemulihan di rumah.
Manfaat: Alat ini memungkinkan dokter dan terapis memantau kondisi vital pasien (detak jantung, mobilitas, pola tidur) secara real-time, sehingga mengurangi kebutuhan kunjungan rumah sakit yang mahal, terutama bagi pasien di daerah terpencil.
2. Alat Deteksi Anemia Non-Invasif (DANIS)
Fokus: Pengembangan perangkat portabel non-invasif (tanpa mengambil sampel darah) untuk mendeteksi dini anemia pada ibu hamil dan anak-anak.
Manfaat: Solusi ini sangat penting untuk daerah yang sulit dijangkau tenaga medis atau minim fasilitas laboratorium. Deteksi dini anemia pada ibu hamil krusial untuk mencegah stunting pada anak.
II. Visi UMSurabaya dalam Technopreneurship
Rektor UMSurabaya, [Simulasi: Dr. Sukri, M.Kes.], menyatakan kebanggaannya terhadap capaian ini. Ia menegaskan bahwa inovasi ini lahir dari kebutuhan nyata di lapangan.
“Kami tidak ingin riset hanya berakhir di jurnal. Kedua inovasi ini harus menjadi solusi yang terjangkau dan diterapkan untuk masyarakat. Kelolosan ke SIGMA Asia 2025 adalah validasi bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di panggung global,” ujar [Simulasi: Dr. Sukri].
UMSurabaya akan terus memfasilitasi pendanaan dan mentorship agar kedua inovasi ini dapat segera diproduksi massal dan diurus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) nya.