Dana Rp200 triliun dorong aktivitas ekonomi Indonesia: Menteri
Liga335 – Dana Rp200 triliun dorong aktivitas ekonomi Indonesia: Menteri
Berita terkait: Indonesia suntik Rp200 triliun ke 5 bank pemerintah untuk pacu pertumbuhan
Berita terkait: KPK ingatkan risiko korupsi dana bank Rp200 triliun
Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kucuran dana talangan pemerintah sebesar Rp200 triliun (sekitar 12,2 miliar dolar AS) mulai menunjukkan efek nyata terhadap kemajuan ekonomi nasional, yang tercermin dari meningkatnya permintaan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia, peningkatan penggunaan listrik menjadi salah satu indikator kemajuan pembangunan ekonomi, khususnya di sektor industri dan manufaktur.”Tampaknya permintaan untuk layanan listrik meningkat, begitu juga dengan permintaan baru untuk perluasan jaringan,” kata menteri pada hari Rabu setelah bertemu dengan direktur utama perusahaan listrik negara PLN, Darmawan Prasodjo.
Sadewa mengatakan telah terjadi peningkatan konsumsi listrik secara nasional, termasuk di kawasan-kawasan industri. Ia mengatakan bahwa permintaan yang terus meningkat dapat memperkuat optimisme publik mengenai prospek ekonomi Indonesia. “Saya berharap hal ini terus membaik di masa depan,” katanya, seraya menambahkan bahwa kementeriannya akan memantau perkembangan secara teratur dengan meminta informasi terbaru dari PLN setiap dua minggu sekali.
“Saya menegaskan kembali komitmennya untuk mengejar kesempatan-kesempatan pembangunan yang ditunjukkan oleh data tersebut. “Namun, ia menolak untuk mengomentari kemungkinan adanya langkah-langkah stimulus tambahan, seperti potongan harga listrik.””Itu nanti saja,” kata Sadewa kepada para wartawan.
Pada 12 September, Sadewa mengumumkan pencairan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun kepada lima bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Kelima bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri, masing-masing menerima Rp55 triliun. Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) menerima Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) menerima Rp10 triliun.
“Dana pemerintah biasanya disimpan Di Bank Indonesia, yang tidak dapat diakses oleh bank. Dengan merealokasi sebagian dana tersebut, perbankan dapat mendukung perekonomian meskipun belanja pemerintah tertunda,” jelasnya. Tingkat pengembaliannya ditetapkan sebesar 80,476 persen dari BI Rate.
Dia menekankan bahwa dana tersebut tidak boleh digunakan untuk membeli obligasi pemerintah, melainkan diarahkan ke sektor riil, Sadewa yakin perbankan akan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.